Kamis, 13 November 2014

CATATAN UNTUK SEORANG ISTRI

CATATAN UNTUK SEORANG ISTRI

Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan kamu belum tentu mencintainya seumur hidupmu. Justru sering kali rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.

Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah-ibunya hingga dia beranjak dewasa. Tetapi sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad untuk menanggung nafkah seorang istri, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan tali pernikahan tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.

Suami rela menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan dan merawat anak-anakmu serta dirimu sebelum dia mampu membalas untuk merawat ayah-ibunya yang telah mengurus suamimu sejak kecil tanpa pamrih.

Padahal dia tahu, di sisi ALLAH, engkau lebih harus dihormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripada dirinya sendiri di sisi Alloh.

Bahkan ketika sudah mati, suami pun masih harus bertanggung jawab atas dirimu dan anak-anakmu. Apakah dia sudah memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangganya?

Sangat besar pengorbanan suami, begitu banyak waktu yang diluangkan untukmu. Oleh sebab itu, berilah dia kesempatan untuk berbakti dan membalas jasa kepada orangtuanya. Karena sesungguhnya dia sedang mengajarkan kepada anak-anakmu agar tetap berbakti dan sayang serta tetap dekat denganmu meski sudah berumah tangga.

Terjadinya konflik antara mertua dan menantu sering kali disebabkan sang mertua merasa anak laki-lakinya seperti orang asing, tidak perhatian dan tidak sayang lagi setelah menikah. Dan itu semua gara-gara kamu.

Nasihat almarhumah Ibu Hj. Ummi Kultsum Mahrus Aly kepada putri-putrinya:

"JANGAN KAU JAUHKAN SUAMIMU DARI IBU DAN SAUDARA-SAUDARANYA".


Semoga bermanfaat untuk kita semua...aamiin

Rabu, 12 November 2014

Waktu Terbaik untuk Bercinta

Waktu Terbaik Untuk Bercinta

Jika hubungan sudah sah tentu anda bebas bercinta kapanpun anda mau. Tetapi tubuh tidak terus menerus memproduksi hormon seks, ada waktu-waktu tertentu dimana hormon testosteron pria diproduksi lebih banyak dari biasanya dan ada waktu-waktu tertentu dimana kadar hormon melatonin pada wanita sangat tinggi menyebabkan gairah untuk bercinta sangat rendah.

Waktu terbaik untuk bercinta adalah jam 8 malam.
Sebuah penelitian dilakukan oleh situs HowAboutWe untuk mencari tahu kapankah waktu terbaik untuk bercinta, waktu dimana jam-jam biologis pria dan wanita sama dan siap untuk bercinta. Berikut ini hasilnya:

Jam 06.00-08.00 pagi
Pada saat bangun tidur wanita pada umumnya tidak siap untuk bercinta. Hal ini disebabkan tingginya kadar melatonin dan rendahnya suhu tubuh. Selain itu secara emosional wanita umumnya tidak percaya diri berhubungan seks ketika penampilannya tidak maksimal. Hal yang sebaliknya terjadi pada pria. Pada pagi hari ketika bangun tidur pria berada di puncak gairahnya, hal ini disebabkan karena tingginya produksi hormon testosteron pada pagi hari. Kesimpulannya, pada jam 06.00 sampai jam 08.00 pagi adalah waktu yang ideal bagi pria untuk berhubungan seks dan tidak bagi wanita.

Jam 08.00-10.00 pagi
Pada jam ini wanita sepenuhnya siap bercinta. Selama waktu ini, produksi hormon endorfin wanita mencapai level tertinggi dan membuatnya sangat bersemangat dan bergairah. Sementara itu, level testosteron pria yang telah mencapai puncaknya di pagi hari jam 06.00 telah kembali ke level normal. Kesimpulannya, selama rentang waktu jam 08.00 sampai jam 10.00 pagi, wanita siap bercinta tapi pria tidak.

Jam 12.00 – 02.00 siang
Wanita berada di waktu tersibuknya pada jam ini, mulai dari pekerjaan kantor atau urusan rumah tangga yang dapat mengalihkan pikiran mereka dari seks. Sementara pria lebih bisa, jika memungkinkan meluangkan sedikit waktu untuk bercinta. Kesimpulannya, wanita tidak bisa diganggu pada jam ini sementara pria lebih toleran.

Jam 02.00-04.00 siang
Waktu ini adalah saat terbaik baik sistem reproduksi wanita. Sementara itu semen atau sperma yang diproduksi pria pada sekitar jam 4 sore memiliki kualitas terbaik. Dokter biasanya menyarankan pasien yang menginginkan kehamilan untuk berhubungan seks pada jam 4 sore.

Jam 04.00-08.00 sore
Waktu ini adalah waktu untuk beristirahat. Pada umumnya pasangan suami istri enggan bercinta pada jam-jam ini karena ingin santai dari kesibukan kantor di siang hari. Biasanya gairah seks yang muncul pada jam-jam ini lebih bisa dihilangkan.

Jam 08.00-10.00 malam
Pada jam ini wanita sepenuhnya sangat bersemangat dan siap berhubungan seksual. Sementara pria berada dalam kondisi yang santai dan umumnya tidak keberatan untuk berhubungan. Kesimpulannya, pada jam ini pria dan wanita berada dalam kondisi yang sama dan siap melakukan hubungan intim. Periode ini adalah waktu terbaik untuk bercinta.

Jam 0.00-12.00 tengah malam
Tingkat melatonin wanita sangat rendah, pada jam ini wanita umumnya berada pada tingkat sensitifitas yang tinggi dan rentan dengan perasaan romantis. Masalahnya pada jam ini wanita tidak bersemangat atau tidak energik setelah seharian beraktifitas. Pria kemungkinan juga pada jam ini akan merasa romantis dan ingin merasakan seks yang tenang. Kesimpulannya pada jam ini adalah waktu yang pas untuk bercinta jika anda adalah penderita Restless Leg Syndrome, sebuah kondisi ketidaknyamanan saat duduk atau berbaring yang menyebabkan kesulitan tidur.

Waktu terbaik untuk bercinta pada dasarnya tergantung anda dan pasangan. Pada umumnya saat memasuki masa subur, wanita lebih bergairah untuk berhubungan seks. Demikian pula pada saat-saat tertentu pria dan wanita memiliki jam biologis yang sama, sehingga waktu tersebut tentu adalah waktu terbaik untuk bercinta.

Sumber:
https://plus.google.com/113066628918229491988/posts

Jangan Katakan Ini Saat Wanita Marah

Jangan katakan ini saat wanita marah!

Berbeda pendapat dengan pasangan adalah hal yang lumrah. Namun, jangan biarkan perselisihan itu menjadi masalah besar, yang akhirnya dapat melukai satu sama lain. Jadi, jika istri Anda marah, cobalah untuk mengerti sikapnya dan tidak melakukan beberapa hal yang justru dapat memicu amarahnya. Berikut adalah beberapa hal yang sebaiknya tidak dikatakan saat wanita sedang marah.

1. Jangan pernah mengatakan "Sudahlah, santai saja!"
Jika Anda mengatakan ini saat Anda sedang berselisih paham dengannya, istri Anda akan berpikir bahwa Anda secara tidak langsung mengatakan bahwa dia sedang berada di luar kendali. Dan kata-kata itu juga bisa membuatnya berpikir bahwa Anda menganggap persoalan tersebut tidak penting.

2. Bilang sayang waktu bertengkar
Anda mungkin berharap bahwa kata-kata sayang Anda akan memadamkan amarahnya. Namun, kata-kata itu justru akan berdampak sebaliknya. Anda hanya akan memperpanjang pertarungan Anda dengan istri Anda. Dia akan menganggap bahwa itu hanyalah cara Anda untuk mengalihkan perhatiannya, dan Anda hanya ingin mencoba bermain dengan emosinya.

3. Mengungkit masa lalunya
Dibanding pria, wanita memang lebih mudah mengungkit masa lalu selama pertengkaran. Namun, bukan berarti pria juga perlu melakukan hal yang sama. Anda juga tidak boleh membawa kehidupan masa lalunya saat bertengkar. Ini hanya akan membuatnya semakin marah dan perselisihan kalian tidak akan segera berakhir. Dia justru akan merasa bahwa Anda hanya mencoba untuk mempermalukan dirinya.

4. Jangan minta maaf!
Ketika Anda meminta maaf, istri Anda akan berpikir bahwa Anda telah melakukan kesalahan. Cara terbaik untuk mengakhiri pertarungan adalah dengan diam atau mengurangi argumen. Ini adalah cara terbaik untuk menenangkan seorang wanita yang sedang marah.

5. "Apa? Ulangi lagi!"
Ini adalah salah satu hal yang bisa bikin wanita tambah marah. Ini hanya akan membuatnya merasa bahwa apa yang dikatakannya tidak penting. Dan Anda sedang mencoba untuk mengalihkan perhatiannya. Cobalah untuk menjadi lebih peduli dan berusaha untuk menenangkannya.
Menenangkan seorang wanita yang sedang marah tidak susah. Pria hanya perlu mengerti apa yang diinginkan oleh wanita, dan melakukan sesuatu yang mereka sukai.

Sumber:
https://plus.google.com/u/0/113066628918229491988/posts

Kamis, 06 November 2014

10 PERILAKU DURHAKA SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMI

10 PERILAKU DURHAKA SEORANG ISTRI TERHADAP SUAMI YANG MENYEBABKAN MASUK NERAKA

1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna
Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sangat romantis sebagaimana ia baca dalam novel maupun ia saksikan dalam sinetron-sinetron.

Ia memiliki gambaran yang sangat ideal dari sebuah pernikahan. Kelelahan yang sangat, cape, masalah keuangan, dan segudang problematika di dalam sebuah keluarga luput dari gambaran nya.

Ia hanya membayangkan yang indah-indah dan enak-enak dalam sebuah perkawinan.

Akhirnya, ketika ia harus menghadapi semua itu, ia tidak siap. Ia kurang bisa menerima keadaan, hal ini terjadi berlarut-larut, ia selalu saja menuntut suaminya agar keluarga yang mereka bina sesuai dengan gambaran ideal yang senantiasa ia impikan sejak muda.

Seorang wanita yang hendak menikah, alangkah baiknya jika ia melihat lembaga perkawinan dengan pemahaman yang utuh, tidak sepotong-potong, romantika keluarga beserta problematika yang ada di dalamnya.

2. Nusyus (tidak taat kepada suami)
Nusyus adalah sikap membangkang, tidak patuh dan tidak taat kepada suami. Wanita yang melakukan nusyus adalah wanita yang melawan suami, melanggar perintahnya, tidak taat kepadanya, dan tidak ridha pada kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah tetapkan untuknya.

Nusyus memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah:
-    Menolak ajakan suami ketika mengajaknya ke tempat tidur, dengan terang-terangan maupun secara samar.
-    Mengkhianati suami, misalnya dengan menjalin hubungan gelap dengan pria lain.
-    Memasukkan seseorang yang tidak disenangi suami ke dalam rumah
-    Lalai dalam melayani suami
-    Mubazir dan menghambur-hamburkan uang pada yang bukan tempatnya
-    Menyakiti suami dengan tutur kata yang buruk, mencela, dan mengejeknya
-    Keluar rumah tanpa izin suami
-    Menyebarkan dan mencela rahasia-rahasia suami.

Seorang istri shalihah akan senantiasa menempatkan ketaatan kepada suami di atas segala-galanya. Tentu saja bukan ketaatan dalam kedurhakaan kepada Allah, karena tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia akan taat kapan pun, dalam situasi apapun, senang maupun susah, lapang maupun sempit, suka ataupun duka. Ketaatan istri seperti ini sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan cinta dan memelihara kesetiaan suami.

3. Tidak menyukai keluarga suami
Terkadang seorang istri menginginkan agar seluruh perhatian dan kasih sayang sang suami hanya tercurah pada dirinya. Tak boleh sedikit pun waktu dan perhatian diberikan kepada selainnya. Termasuk juga kepada orang tua suami. Padahal, di satu sisi, suami harus berbakti dan memuliakan orang tuanya, terlebih ibunya.

Salah satu bentuknya adalah cemburu terhadap ibu mertuanya. Ia menganggap ibu mertua sebagai pesaing utama dalam mendapatkan cinta, perhatian, dan kasih sayang suami. Terkadang, sebagian istri berani menghina dan melecehkan orang tua suami, bahkan ia tak jarang berusaha merayu suami untuk berbuat durhaka kepada orang tuanya. Terkadang istri sengaja mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang tua dan keluarga suami, atau membesar-besarkan suatu masalah, bahkan tak segan untuk memfitnah keluarga suami.

Ada juga seorang istri yang menuntut suaminya agar lebih menyukai keluarga istri, ia berusaha menjauhkan suami dari keluarganya dengan berbagai cara.

4. Tidak menjaga penampilan
Terkadang, seorang istri berhias, berdandan, dan mengenakan pakaian yang indah hanya ketika ia keluar rumah, ketika hendak bepergian, menghadiri undangan, ke kantor, mengunjungi saudara maupun teman-temannya, pergi ke tempat perbelanjaan, atau ketika ada acara lainnya di luar rumah. Keadaan ini sungguh berbalik ketika ia di depan suaminya. Ia tidak peduli dengan tubuhnya yang kotor, cukup hanya mengenakan pakaian seadanya: terkadang kotor, lusuh, dan berbau, rambutnya kusut masai, ia juga hanya mencukupkan dengan aroma dapur yang menyengat.

Jika keadaan ini terus menerus dipelihara oleh istri, jangan heran jika suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar ketimbang di rumah. Semestinya, berhiasnya dia lebih ditujukan kepada suami Janganlah keindahan yang telah dianugerahkan oleh Allah diberikan kepada orang lain, padahal suami nya di rumah lebih berhak untuk itu.

5. Kurang berterima kasih
Tidak jarang, seorang suami tidak mampu memenuhi keinginan sang istri. Apa yang diberikan suami jauh dari apa yang ia harapkan. Ia tidak puas dengan apa yang diberikan suami, meskipun suaminya sudah berusaha secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan keinginan-keinginan istrinya.

Istri kurang bahkan tidak memiliki rasa terima kasih kepada suaminya. Ia tidak bersyukur atas karunia Allah yang diberikan kepadanya lewat suaminya. Ia senantiasa merasa sempit dan kekurangan. Sifat qona’ah dan ridho terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya sangat jauh dari dirinya.

6. Mengingkari kebaikan suami
“Wanita merupakan mayoritas penduduk neraka.” Demikian disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah shalat gerhana ketika terjadi gerhana matahari.

Ajaib!! wanita sangat dimuliakan di mata Islam, bahkan seorang ibu memperoleh hak untuk dihormati tiga kali lebih besar ketimbang ayah. Sosok yang dimuliakan, namun malah menjadi penghuni mayoritas neraka. Bagaimana ini terjadi?

“Karena kekufuran mereka,” jawab Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam ketika para sabahat bertanya mengapa hal itu bisa terjadi. Apakah mereka mengingkari Allah?

Bukan, mereka tidak mengingkari Allah, tapi mereka mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah diperbuat suaminya. Andaikata seorang suami berbuat kebaikan sepanjang masa, kemudian seorang istri melihat sesuatu yang tidak disenanginya dari seorang suami, maka si istri akan mengatakan bahwa ia tidak melihat kebaikan sedikitpun dari suaminya. Demikian penjelasan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari (5197).

Mengingkari suami dan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan suami!!

Inilah penyebab banyaknya kaum wanita berada di dalam neraka. Mari kita lihat diri setiap kita, kita saling introspeksi, apa dan bagaimana yang telah kita lakukan kepada suami-suami kita?

7. Mengungkit-ungkit kebaikan
Setiap orang tentunya memiliki kebaikan, tak terkecuali seorang istri. Yang jadi masalah adalah jika seorang istri menyebut kebaikan-kebaikannya di depan suami dalam rangka mengungkit-ungkit kebaikannya semata.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” [Al Baqarah: 264]

8. Sibuk di luar rumah
Seorang istri terkadang memiliki banyak kesibukan di luar rumah. Kesibukan ini tidak ada salahnya, asalkan mendapat izin suami dan tidak sampai mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Jangan sampai aktivitas tersebut melalaikan tanggung jawab nya sebagai seorang istri. Jangan sampai amanah yang sudah dipikulnya terabaikan.

Ketika suami pulang dari mencari nafkah, ia mendapati rumah belum beres, cucian masih menumpuk, hidangan belum siap, anak-anak belum mandi, dan lain sebagainya. Jika hni terjadi terus menerus, bisa jadi suami tidak betah di rumah, ia lebih suka menghabiskan waktunya di luar atau di kantor.

9. Cemburu buta
Cemburu merupakan tabiat wanita, ia merupakan suatu ekspresi cinta. Dalam batas-batas tertentu, dapat dikatakan wajar bila seorang istri merasa cemburu dan memendam rasa curiga kepada suami yang jarang berada di rumah. Namun jika rasa cemburu ini berlebihan, melampaui batas, tidak mendasar, dan hanya berasal dari praduga; maka rasa cemburu ini dapat berubah menjadi cemburu yang tercela.

10. Kurang menjaga perasaan suami
Kepekaan suami maupun istri terhadap perasaan pasangannya sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya konflik, kesalahpahaman, dan ketersinggungan. Seorang istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam setiap ucapan dan perbuatannya agar tidak menyakiti perasaan suami, ia mampu menjaga lisannya dari kebiasaan mencaci, berkata keras, dan mengkritik dengan cara memojokkan. Istri selalu berusaha untuk menampakkan wajah yang ramah, menyenangkan, tidak bermuka masam, dan menyejukkan ketika dipandang suaminya.

Demikian beberapa kesalahan-kesalahan istri yang terkadang dilakukan kepada suami yang seyogyanya kita hindari agar suami semakin sayang pada setiap istri. Semoga keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah. Amiin Yaa Robbal’alamiin…

Sumber : Dakwatuna